Kamis, 12 Januari 2012

KARAKTERISTIK MEDIA PAI

KARAKTERISTIK MEDIA PAI
A.    Karakteristik Media
Usaha pengklasifikasian di atas mengungkapkan karakteristik atau ciri ciri khas suatu media berbeda menurut tujuan atau maksud pengelompokannya. Dari contoh pengelompokan yang diadakan oleh Schramm, kita dapat melihat media menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya.
Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan 'The question of what media attributes are necessary for a given leaming situation becomes the basis for media selection.' jadi klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Untuk tujuan tujuan praktis, di bawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1.      Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol simbol komunikasi visual.
Simbol simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana, dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Banyak jenis media grafis, beberapa di antaranya akan kita bicarakan dalam bahasan di bawah ini.
a.       Gambar/Foto
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana mana. Oleh karena itu, pepatah Cina yang mengatakan bahwa “sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata”.
Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas/lainnya. Sedang foto adalah gambar barang (orang, binatang, dsb) yang dibuat dengan alat pemotret (kamera).
Beberapa kelebihan media gambar/foto yang lain dijelaskan di bawah ini.
1) Bisa menyampaikan banyak pesan, seperti kata pepatah cina di atas.
2) Sifatnya kongkrit dibanding dengan ungkapan verbal
3) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar atau foto dapat mengatasi hal tersebut. Bangunan Ka’bah yang megah atau Masjid agung Demak dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin, atau bahkan semenit yang lalu kadang kadang tak dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.
4) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan visual kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
5) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
6) Poto harganya. murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu:
1) gambar/foto hanya menekankan persepsi indera. mata;
2) gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran;
3) ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Bagaimana gambar/foto yang baik sebagai media pendidikan itu? Tentu saja adalah gambar/foto yang cocok dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehingga. dapat dijadikan sebagai media pendidikan.
1)      Autentik. Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenamya.
2)      Sederhana. Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.
3)      Ukuran relatif. Gambar/foto dapat membesarkan atau memperkecil objek/benda sebenamya. Apabila gambar/foto tersebut tentang benda/objek yang belum dikenal atau pemah dilihat anak maka sulitlah membayangkan berapa besar benda atau objek tersebut. Untuk menghindari itu hendaknya dalam/foto tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal anak anak sehingga dapat membantunya membayangkan gambar.
4)      Gambar/foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
5)       Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar/foto karya siswa sendiri sering kali lebih baik.
6)      Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Contoh penggunaannya dalam pembelajaran PAI adalah gambar ka’bah, gambar orang melaksanakan shalat, gambar orang berwudhu, dan sebagainya.
2. Sketsa (Stick Figure)
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide idenya ke dalam bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
Seorang guru bisa saja menerangkan cara rukuk atau sujud yang baik secara lisan/verbal. Kalau mau jelas tentu saja sebaiknya dengan langsung praktek, tetapi terlebih dahulu boleh ditunjukkan sketsa orang sedang rukuk atau sujud. Mengapa tidak gambar ? Hal ini antara lain karena factor kemampuan guru PAI yang mungkin kesulitan untuk membuat gambar orang yang rukuk atau sujud. Contoh lain penggunaan media sketsa ini dalam pembelajaran PAI adalah dalam pembelajaran Fiqh Ibadah dengan materi bahasan tentang pemeliharaan jenazah, terkait dengan tata cara mengafani jenazah, menyolatkan dan menguburkan. Ketika guru menjelaskan tata cara mengkafani jenazah guru bisa menggunakan media sketsa ini, demikian juga ketika menjelaskan tentang tatacara menyolatkan, dan menguburkan jenazah.
Contoh lain adalah ketika guru PAI menjelaskan tentang posisi rukun Islam digambarkan dengan sketsa rumah. Syahadat diibaratkan dengan pondasi, sholat dengan tiang, puasa sebagai dinding, zakat dengan pintu, dan haji dengan atap.
Sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.
2.      Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis garis dan simbol simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat sifat proses yang ada di situ. Diagram pada umumnya berisi petunjuk petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian Pesan.
Beberapa ciri diagram yang perlu diketahui adalah:
a.       diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang kadang sulit dimengerti; untuk dapat membaca diagram seseorang harus mempunyai latar belakang tentang apa yang didiagramkan;
b.      walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat, diagram dapat memperjelas arti. Kalau kita membeli pesawat radio atau pesawat televisi biasanya disertai diagram yang menjelaskan secara garis besar cara kerja atau cara menggunakan pesawat tersebut. Denah rumah adalah contoh yang lain dari diagram. Pada denah tersebut dapat kita. lihat berapa ukuran rumah, jumlah kamar, susunan kamar kamamya, letak pintu, jendela, perabot perabot rumah tersebut.
c.        Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah yang: benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan penjelasan yang perlu; cukup besar dan ditempatkan secara strategis; dan penyusunannya. disesuaikan dengan pola membaca yang umum yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
3. Bagan/Chart
Seperti halnya media grafis yang lain, bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide ide atau konsep konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir butir penting dari suatu presentasi.
Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan hubungan penting. Di dalam bagan sering kali kita jumpai jenis media grafis yang lain, seperti gambar, diagram, kartun atau lambang lambang verbal.
Sebagai media yang baik, bagan haruslah:
a. dapat dimengerti anak;
b. sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit belit;
c. diganti pada waktu waktu tertentu agar selain tetap termasa (up to date) juga tak kehilangan daya tarik
Beberapa. jenis bagan/chart secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus.
Sering kali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap. Chart yang bersifat menunda penyampaian pesan ini antara lain, bagan balikan (flip chart) dan bagan tertutup (hiden chart). Bagan tertutup (hiden chart) disebut juga strip charts. Pesan yang akan dikomunikasikan mula mula dituangkan ke dalam satu chart. Misalnya saja pesan tersebut berupa jenis chart. Setiap jenis kemudian ditutup dengan potongan kertas yang mudah untuk dilepas. Potongan kertas selain murah juga menarik perhatian. Pada saat penyajian satu per satu tutup itu dibuka.
4.    Grafik (Graphs)
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbol simbol verbal digunakan pula di situ. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik dan menggunakan data data komparatif.
Beberapa manfaat/kelebihan grafik sebagai media.
1) Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data data kuantitatif dan hubungan hubungannya.
2) Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi dan perbandingan antara. data data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah.
3) Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas, dan logis.


E-LEARNING


 E-LEARNING

Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
  • Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
  • Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
  • Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
  • Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
  1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
  2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
  3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
  4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.

FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJAR

FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


  1. Pengertian dan Fungsi Film dalam Proses Pembelajaran
            Film secara sederhana dapat didefinisikan sebagai cerita yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak.
            Menurut Azhar Arsyad, film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.
            Fungsi film dalam proses pembelajaran terkait dengan tiga hal, yaitu untuk tujuan kognitif, untuk tujuan psikomotor, dan untuk tujuan afektif.
            Dalam hubungannya dengan tujuan kognitif, film dapat digunakan untuk:
  1. Mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan stimulasi gerak yang relevan, seperti kecepatan obyek yang bergerak, dan sebagainya
  2. Mengajarkan aturan dan prinsip. Film dapat juga menunjukkan deretan ungkapan verbal, seperti pada gambar diam dan media cetak. Misalnya untuk mengajarkan arti ikhlas, ketabahan, dan sebagainya.
c.       Memperlihatkan contoh model penampilan, terutama pada situasi yang menunjukkan         interaksi manusia.
            Dalam hubungannya dengan tujuan psikomotor, film digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Media ini juga dapat memperlambat atau mempercepat gerak, mengajarkan cara menggunakan suatu alat, cara mengerjakan suatu perbuatan, dsn sebagainya. Selain itu, film juga dapat memberikan umpan balik tertunda kepada siswa secara visual untuk menunjukkan tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan keterampilan gerak, setelah beberapa waktu kemudian.
            Dengan hubungannya dengan tujuan afektif, film dapat mempengaruhi emosi dan sikap seseorang, yakni dengan menggunakan berbagai cara dan efek. Ia merupakan alat yang cocok untuk memperagakan informasi afektif, baik melalui efek optis maupun melalui gambaran visual yang berkaitan.
  1. Kelebihan dan Kelemahan Film Sebagai Media Pendidika
Beberapa kelebihan film sebagai media dalam pendidikan yaitu:
  1. Film sangat bagus untuk menjelaskan suatu proses. Misalnya proses penciptaan alam semesta.
  2. Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau.
  3. Film dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
  4. Film dapat memikat perhatian anak
  5. Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak menjadi jelas.
  6. Film dapat mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan)
  7. Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
  8. Film dapat digunakan dalam kelompok besar maupun kelompok kecil.
  9. Film dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
  10. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.
Kelemahan film sebagai media pendidikan antara lain:
  1. Harga atau biaya produksi relatif mahal.
  2. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
  3. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
    Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Dapat menarik minat siswa
  2. Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
  3. Sesuai dengan tingkatan kematangan audiens
  4. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
  5. Kesatuan dan sequence-nya cukup teratur
  6. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.




DAFTAR PUSTAKA
  • Prof. Dr. H. Asnawir dan M. Basyirudin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. 2002.
  • Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali. 2009.